Sabtu, 24 November 2012

ADAKAH RUMAH YANG FREE MAINTENANCE?

Membangun rumah yang minim maintenance, bahkan hampir free maintenance, mengapa tidak? Atau siapa takut? Haha... Kalau boleh dirumuskan, bahwa: rumah yang minim maintenance, yaitu apabila rumah tersebut bisa melindungi dirinya sendiri dari bahaya kerusakan, baik dari segi penampilan luar maupun segi fisiknya.

Penyebab rumah harus mengalami maintenance, sbb:


Dari segi penampilan luar lebih banyak disebabkan oleh unsur dari luar, yaitu: debu, pasir halus, kotoran, noda, sarang laba-laba, sarang tawon, air hujan, lumut, jamur, bekas karat, serangan rayap, kelembaban udara, dll.


Dari segi fisiknya lebih banyak disebabkan oleh kondisi bangunan itu sendiri secara keseluruhan, yaitu: warna cat memudar, cat mengelupas, gompal, keropos, lapuk, pecah, retak, lepas, patah, ambles, miring, karatan, aus, bocor, dll.

Note:
Rumah minim maintenance disini, terkecuali oleh terjadinya bencana alam diluar kehendak kita, seperti: gempa, tsunami, angin topan, badai, gunung meletus, tanah longsor dll., yang membuat rumah hancur total / roboh. Jadi mau tidak mau, dengan terpaksa rumah harus dibangun baru kembali.


Berikut ilustrasi tentang rumah yang minim maintenance itu seperti apa, sbb:

Rumah yang sudah saya tempati selama 20 tahun, hampir tidak pernah mengalami kerusakan berarti, meskipun; berdiri di atas bekas kebon, yang kata orang rawan dengan serangan rayap, merupakan tanah labil (gembur saat musim hujan dan bengkah saat musim kemarau tiba), terletak di tepi jalan yang ramai berdebu, pernah beberapa kali digoyang gempa dari yang getarannya kecil, sampai yang getarannya mampu membangunkan saya dari tertidur pulas (rata-rata jarak pusat gempa > 100 km), beberapa kali terjadi hujan badai disertai angin kencang, dll.


Agar lebih mudah difahami, sebaiknya saya terangkan secara berurutan, sbb:

Pondasi. Dibangun benar-benar mengikuti gambar teknik yang sudah sah mengikuti perhitungan desain teknisnya. Mulai dari lebar dan dalam galian, pemasangan pasir alas pondasi, susunan batu kali dan komposisi adukan semen (spesi), dll. Pondasi yang baik adalah saling terkait / sambung-menyambung tanpa ada alur yang terputus.

Frame.  Pada umumnya terdiri atas: sloof, tiang / kolom dan ring balk. Karena merupakan tulang punggung rumah, pembuatan frame juga harus saling terkait dan tidak ada bagian yang terputus. Penggunaan ukuran besi beton dan adukan beton, saya usahakan benar-benar mengikuti spesifikasi sesuai gambar teknik.

Tembok / dinding. Meskipun hanya bersifat pembatas (bukan bagian konstruksi yang memperkuat bangunan), pembuatannya juga mengikuti gambar teknik, dari ukuran batu s/d adukan semen untuk pengikat dan plester. Untuk menutup permukaan plesteran saya gunakan dempul tembok (plamir / feeler) yang berkualitas baik, yang benar-benar bisa menutup erat dan tidak mengapur setelah kering. Sebelum dicat, saya lapiskan dulu cat anti rembes. Setelah benar-benar kering, dinding saya cat dengan menggunakan cat tembok yang mengandung komponen akrilik lebih, anti jamur / lumut dan anti noda. Cat tembok jenis ini harganya memang mahal, tetapi akan terasa murah di segi perawatannya. Warnanya awet, tidak mudah pudar dan mudah dibersihkan dari noda / kotoran. Kondisi lembab (humidity >80%) yang tinggi di sini, membuat saya mengurungkan niat untuk memasang wallpaper di bagian interior.

Note: 
Dempul tembok yang berkualitas rendah, saat mengering akan meninggalkan bekas kapur pada telapak tangan jika tangan digosokkan di atasnya.
Bekas kapur yang ada, menyebabkan cat tembok kurang melekat erat pada dinding.
Bila setelah kering, lalu terkena semprotan air, maka dengan segera cat akan menggelembung, lalu pecah dan kemungkinan cat akan terkelupas.


Rangka Atap Baja Ringan.
Kerangka atap & genteng, saya gunakan struktur baja ringan yang anti rayap. Untuk gentengnya saya pilih genteng keramik, karena warnanya awet (terlindung glassur), anti lumut dan tidak mudah retak rambut seperti genteng beton, setelah berberapa tahun mengalami siklus hujan & panas. Untuk papan luar / listplank digunakan "papan" eternit tebal.

Note: 
Genteng beton memerlukan pengecatan (dengan cat genteng) pada permukaan luarnya.
Cat genteng beton setelah sekian tahun akan rusak dan memerlukan pengecatan ulang, bila tidak, maka genteng akan segera berlumut dan membuat rumah menjadi kusam.
Ketahanan genteng beton tergantung pada kualitas pembuatannya. 
Karena mudah ditiru, maka banyak sekali genteng beton di luaran yang berkualitas jelek, mudah pecah dan berlumut.

Plafond,  untuk kerangkanya saya gunakan baja ringan yang relatif anti karat. Bahan plafond dari eternit (d/h asbes), saya gunakan pada bagian yang berhubungan langsung dengan (di bawah) atap genteng, kamar mandi, dan atap yang menjorok keluar rumah, karena sifatnya yang tahan air dari genteng bocor dan tidak meninggalkan noda setelah mengering. Untuk yang tidak berhubungan langsung dengan atap saya gunakan papan gipsum (bersifat segera hancur / menjadi bubur bila terkena air), pada umumnya dipasang di bawah dak lantai atas.

Note: 
Plafond umumnya sering kotor oleh debu halus dan sarang laba-laba.
Sebelum membersihkannya, basmi dulu laba-laba dengan semprotan anti serangga, agar laba-laba tidak kembali bersarang.
 
Bathup Keramik.



Kamar mandi,  semua dindingnya ditempel full keramik. westafel, WC dan bath up berbahan keramik dengan alasan mudah dirawat (beda dengan bahan marmer, meski berkesan sangat mewah, tetapi perawatannya sangat sulit karena bersifat porositas). Untuk kran-kran dan semprotan / pancuran, saya menggunakan merk beken dari Jepang, meski harganya mahal tapi sudah terbukti handal dan terkenal awet. Merk-merk lokal, umumnya mudah aus / patah / berkarat / bocor / dol, meski harganya lebih murah, tapi nantinya akan sangat merepotkan.

Lantai Keramik Jumbo.
Lantai, saya gunakan keramik jumbo (60cm x 60cm) berkualitas premium, dengan alasan mudah dibersihkan dan tidak menyerap kotoran. (yang berkualitas rendah, glassur-nya porous bersifat menyerap kotoran / cairan berwarna, sehingga mudah berubah kotor dan berubah warna, yang sangat sulit dibersihkan). Tak lupa dinding bawah yang bertemu lantai dilapisi keramik setinggi 10cm, agar dinding tidak kotor saat lantai di pel.

Kusen, pintu dan jendela, secara umum terbuat dari kayu kelas sedang, kecuali untuk kamar mandi saya gunakan yang terbuat dari plastik. Posisi kusen-kusen kayu saya pasang melayang diatas dudukan semen setinggi + 10cm dari permukaan lantai. Hal ini untuk menghindarkan kayu dari kontak langsung dengan air, misal saat lantai di pel, sehingga tidak cepat lapuk. Semua permukaan kayu yang ada (kusen, pintu dan jendela) dilapisi politur lalu ditimpa cat clear khusus untuk cat mobil.  Untuk gantungannya, sengaja saya gunakan yang berbahan stainless steel. Yang berbahan besi (biasanya berlapis chrom) sangat mudah berkarat, baik karena udara lembab maupun akibat sering kontak dengan tangan.

Pagar dan batu alam, untuk pagar terbaik memang menggunakan bahan stainless steel, karena bebas karat dan tanpa di cat. Berhubung saya menggunakan bahan besi biasa, maka agar bebas karat, saya gunakan cat mobil. Sedangkan untuk batu alam yang porous, sehingga rawan kotor, berlumut dan berubah warna, saya lapisi permukaannya dengan cat clear untuk mobil. Hasilnya? Tetap awet kinclong demikian pula warna alaminya tidak berubah. 

Instalasi listrik. Saya gunakan; kabel kawat tembaga berbungkus ganda, fiting lampu, stop kontak, saklar dan MCB, yang semuanya sudah memiliki standart nasional dan internasional. Sambungan-sambungan kabel dihubungkan lewat terminal yang tersimpan rapi di dalam box-box plastik anti air, bukan dengan dipelintir begitu saja.

Instalasi air bersih. Saya menggunakan pipa PVC, yang sudah memiliki standart nasional dan internasional. Untuk kran-kran-nya saya gunakan yang ber merk beken dari Jepang yang terkenal handal dan awet.

Instalasi air kotor. Saya menggunakan pipa PVC berdiameter >10cm (agar tidak mudah tersumbat), yang sudah memiliki standart nasional dan internasional. Setiap jarak tertentu ada box-box kontrol untuk memudahkan perawatannya. Demikian pula untuk saluran WC, saya gunakan pipa PVC berdiameter >10cm. Sedangkan septic tank, sengaja dibikin agak besar, agar tahan bertahun-tahun pemakaiannya.

Dengan demikian, maka untuk perawatan bagian interior rumah saya cukup menggunakan wet & dry vacum cleaner yang bisa menjangkau plafond. Sedangkan untuk bagian eksterior rumah dan kamar mandi, saya cukup menggunakan high pressure cleaner saja. Dari bawah sampai atas termasuk plafond dan genteng, saya tinggal main semprot tanpa kuatir ada yang rusak (misal: cat tembok terkelupas) atau berubah warna. Benar-benar seperti mencuci mobil. Dan waktu yang dibutuhkan sangat singkat, biasanya kurang dari 1 jam, pekerjaan sudah beres dan rumah kembali tampil segar dan kinclong! Jadi merawat rumah tidak harus sangat merepotkan, bukan?

Senjata utama untuk merawat rumah bebas perawatan:



High Pressure Cleaner untuk Eksterior.


Wet & Dry Vacum Cleaner untuk Interior.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar